Laba Bersih Bank BTN (BBTN) Tahun 2016
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. merupakan salah satu Bank Plat Merah (BUMN) yang mencatatkan kinerja paling kinclong sepanjang tahun 2016. Bank BTN menutup catatan kinerja perseroan pada tahun lalu dengan mencatatkan perolehan laba bersih senilai Rp2,61 triliun pada Desember 2016. Nilai tersebut melejit sekitar 41,49% secara tahunan dari perolehan laba bersih pada tahun sebelumnya senilai Rp1,85 triliun.
Pencapaian positif tersebut ditopang kinerja penyaluran kredit dan penghimpunan simpanan yang mencatatkan pertumbuhan di atas rata-rata industri. Adapun, penyaluran kredit Bank BTN telah mencatatkan kenaikan sebesar 18,34% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp138,95 triliun pada akhir 2015 menjadi Rp164,44 triliun di Desember 2016. Posisi pertumbuhan tersebut berada di atas rata-rata industri. Pasalnya, Bank Indonesia dalam Analisis Uang Beredar M2 merekam, kredit perbankan nasional hanya naik 7,8% yoy pada Desember 2016.
Kredit di sektor perumahan pun tercatat menjadi penyokong utama kenaikan pinjaman di Bank BTN. Kredit yang menempati 89,97% porsi pinjaman di Bank BTN ini, naik 18,43% yoy dari Rp124,92 triliun di akhir 2015 menjadi Rp147,94 triliun di periode yang sama tahun lalu. Kemudian, pertumbuhan terbesar di segmen ini berasal dari kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi yang naik 30,57% yoy dari Rp43,52 triliun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp56,83 triliun di Desember 2016.
Pertumbuhan penyaluran kredit yang positif tersebut juga turut mengerek nilai aset emiten bersandi saham BBTN naik. Per akhir tahun lalu, aset Bank BTN tumbuh 24,66% yoy dari Rp171,8 triliun menjadi Rp214,16 triliun. Dengan posisi tersebut, BBTN juga tercatat menjadi bank dengan aset terbesar ke-6 (bank only) di Indonesia.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (non-performing loan /NPL) gross Bank BTN per Desember 2016 berhasil ditekan dari 3,42% menjadi 2,84%. NPL net pun membaik dari 2,11% pada Desember 2015 menjadi 1,85% di bulan yang sama di tahun berikutnya.
Sejalan dengan capaian penyaluran kredit, bank yang dulunya bernama Bank Tabungan Pos ini juga mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di atas rata-rata industri. Per Desember 2016, Bank BTN berhasil menghimpun DPK senilai Rp160,19 triliun atau naik 25,4% yoy dari Rp127,74 triliun di bulan yang sama tahun sebelumnya. Sementara, data bank sentral menunjukan perbankan nasional hanya mencatatkan pertumbuhan DPK per Desember 2016 sebesar 9,5% yoy.
Pencapaian positif tersebut ditopang kinerja penyaluran kredit dan penghimpunan simpanan yang mencatatkan pertumbuhan di atas rata-rata industri. Adapun, penyaluran kredit Bank BTN telah mencatatkan kenaikan sebesar 18,34% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp138,95 triliun pada akhir 2015 menjadi Rp164,44 triliun di Desember 2016. Posisi pertumbuhan tersebut berada di atas rata-rata industri. Pasalnya, Bank Indonesia dalam Analisis Uang Beredar M2 merekam, kredit perbankan nasional hanya naik 7,8% yoy pada Desember 2016.
Kredit di sektor perumahan pun tercatat menjadi penyokong utama kenaikan pinjaman di Bank BTN. Kredit yang menempati 89,97% porsi pinjaman di Bank BTN ini, naik 18,43% yoy dari Rp124,92 triliun di akhir 2015 menjadi Rp147,94 triliun di periode yang sama tahun lalu. Kemudian, pertumbuhan terbesar di segmen ini berasal dari kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi yang naik 30,57% yoy dari Rp43,52 triliun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp56,83 triliun di Desember 2016.
Pertumbuhan penyaluran kredit yang positif tersebut juga turut mengerek nilai aset emiten bersandi saham BBTN naik. Per akhir tahun lalu, aset Bank BTN tumbuh 24,66% yoy dari Rp171,8 triliun menjadi Rp214,16 triliun. Dengan posisi tersebut, BBTN juga tercatat menjadi bank dengan aset terbesar ke-6 (bank only) di Indonesia.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (non-performing loan /NPL) gross Bank BTN per Desember 2016 berhasil ditekan dari 3,42% menjadi 2,84%. NPL net pun membaik dari 2,11% pada Desember 2015 menjadi 1,85% di bulan yang sama di tahun berikutnya.
Sejalan dengan capaian penyaluran kredit, bank yang dulunya bernama Bank Tabungan Pos ini juga mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di atas rata-rata industri. Per Desember 2016, Bank BTN berhasil menghimpun DPK senilai Rp160,19 triliun atau naik 25,4% yoy dari Rp127,74 triliun di bulan yang sama tahun sebelumnya. Sementara, data bank sentral menunjukan perbankan nasional hanya mencatatkan pertumbuhan DPK per Desember 2016 sebesar 9,5% yoy.
Performa Bank BTN tahun 2016 sangatlah mengkilap, dari pertumbuhan asset Bank BTN mencatatkan pertumbuhan sebesar 24,66%, tertinggi dari perbankan plat merah yang lain. BRI mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 13.95%, Mandiri 13.70%, BNI 17.99%.
Pertumbuhan laba antara 4 Bank Plat Merah juga dipimpin oleh BTN dengan pertumbuhan laba sebesar 41.49%, di peringkat kedua ada BNI dengan 24.89%, disusul BRI 21.28% dan terakhir mandiri -34.89%.
Comments
Post a Comment