Biografi Singkat



Pengen nulis lagi tapi bingung mau nulis apa akhirnya kepikiran juga buat nulis biografi singkat tentang saya.

Saya terlahir dengan nama Sheandy "EL" Faezaldo di Bogor, 23 September 1991. Sebenarnya tepatnya bukan di Bogor saya lahir tetapi di Depok, karena Depok dulu belum menjadi Kabupaten sendiri maka saya mempunyai Akte Kelahiran Bogor.

Saya seorang yang simple, kadang tergesa-gesa, tidak gampang menyerah dan selalu berusaha, dan dapat diandalkan dan selalu bertanggungjawab atas apa yang menjadi kewajiban saya. Terkadang saya dihantui rasa bersalah ketika saya melakukan suatu kesalahan baik kecil maupun besar dan selalu terngiang di ingatan saya kalau saya belum meminta maaf dan dimaafkan, terkadang emosi saya gampang terpancing oleh hal-hal sepele ketika mood saya sedang jelek, dan mungkin saya bisa dikatakan mempunyai jiwa kepemimpinan dan jiwa sosial yang tinggi serta mempunyai komitmen dan terkadang keras kepala terhadap prinsip saya. Saya bisa dikatakan pendiam karena menurut saya tong kosong nyaring bunyinya, saya berbicara pada hal-hal tertentu saja yang saya anggap hal itu penting untuk dibicarakan, ya walaupun terkadang saya juga konyol dan suka melucu.  Kalau urusan cinta saya setia dan jika sudah sayang terhadap seseorang susah untuk melepasnya begitu saja.

Nama Sheandy "EL" Faezaldo mempunyai arti yang sebenernya sedikit absurd jika diartikan kata per kata dan huruf per huruf. Sheandy merupakan gabungan antara kedua nama orangtua saya yaitu Shintawati dan Eddy Soemarsono. Kata EL diambil sebenarnya dari Kode Wilayah Kendaraan Bermotor wilayah Surabaya yaitu L, tempat dimana kedua orangtua saya dipertemukan. Lagi-lagi nama saya diambil dari Kode Wilayah Kendaraan Bermotor, ya F dan AE. F merupakan tempat dimana saya dilahirkan yaitu Depok/Bogor. AE merupakan asal dari Ayah saya yaitu Madiun. Zaldo merupakan singkatan walaupun agak sedikit nyeleneh dan dipaksakan. Za diambil dari kata "Yang" tapi diplesetkan dengan huruf Z (mungkin biar keren hahaha) LDO juga merupakan singkatan dan diambil juga dari tangga nada yaitu DO. L berarti lahir dan DO merupakan yang pertama. Ya saya merupakan anak pertama dari empat bersaudara.

Mungkin terbesit pertanyaan tentang tanda kutip yang mengapit EL di nama saya tetapi itu memang asli, masih ga percaya? nih ku kasih hasil scan KTP saya.


Tetapi tanda kutip itu sekarang sudah tidak saya pakai lagi karena sewaktu SD ketika menandatangani ijazah nama saya hanya tertulis Sheandy EL Faezaldo dan saya membenarkan apa yang ditulis oleh guru saya, alhasil sampai sekarang tanda kutip yang mengapit nama EL saya menghilang walaupun di KTP dan Akte Kelahiran nama saya tetap Sheandy "EL" Faezaldo.

Mungkin itu sedikit penjelasan tentang nama saya yang sedikit absurd tetapi benar juga karena nama saya tersebut selama saya kecil saya selalu berpindah tempat. Sedikit membahas tentang Ayah dan Ibu saya, Ayah dan Ibu saya dipertemukan oleh temannya di Surabaya. Teman Ibu saya merupakan teman kantornya dahulu dan juga merupakan teman sekolah Ayah saya maka dipertemukanlah Ayah dan Ibu saya, ya kalau jaman sekarang bahasa kerennya dicomblangin. Hingga akhirnya kedua orangtua saya menikah Ayah saya merupakan Pegawai salah satu BUMN dan saat itu dinas di Pulau Bangka tepatnya di Pangkalpinang tetapi Ibu saya masih menempuh kuliah di Surabaya yaitu di Universitas Wijaya Kusuma. Akhirnya setelah menikah Ayah saya berdinas lagi di Bangka dan Ibu saya melanjutkan kuliahnya di Surabaya. 

Setelah kedua orangtua saya menikah satu tahun nongol lah saya. Saya dibuat di Bangka, Lahir di Depok, waktu kecil hidup di Surabaya, Madiun, dan Bangka, sejak TK tinggal di Yogyakarta sampai sekarang, selanjutnya? masih rahasia Yang Maha Kuasa.

Terhitung sudah 19 Tahunan saya tinggal di Yogyakarta. suka, duka, senang, sedih saya rasakan di Kota Gudeg ini, walaupun saya bukan orang asli Yogyakarta tetapi Yogyakarta sudah melekat di hati saya, bakal berat hati jika suatu saat saya harus meninggalkan Yogyakarta.

Saat saya kecil saya sering sekali diikutkan lomba pragawan cilik saat itu di Malioboro Mall Jogja dan ya lumayan lah bisa juara. Jogja saat awal saya tinggal dulu dengan sekarang sudah sangat beda. Jogja sekarang sudah sangat padat dan sudah penuh kendaraan di jalan-jalan apalagi di pusat kota, berbeda dengan dahulu saya berangkat dari rumah ke sekolah yang jaraknya sekitar 15KM hanya menempuh waktu 10-15menit saja, sekarang? bisa 30menit lebih bro. Ya mungkin ini salah satu akibat dari angka kelahiran dan kematian yang tidak seimbang. angka kelahiran lebih besar dibanding angka kematian selain itu juga semakin banyak pendatang yang mendatangi Jogja apalagi disaat liburan sekolah jalanan dipenuhi Bus Pariwisata, saya sih kalau waktu liburan paling males kalau pergi-pergi, mending dirumah.

Saya tinggal di Jogja sebenarnya sebuah kebetulan semata karena saat Ayah saya dinas di Bangka Ayah saya akan dipindah ke Jogja dan hal itu merupakan kabar baik karena lebih dekat ke kedua Mbah saya yang berada di Depok dan Madiun selain itu juga dekat dengan kerabat-kerabat saya tetapi ketika SK turun ternyata ayah saya dipindahkan ke Ujung Pandang dan Ayah saya tidak mau akhirnya pindah ke Jogja dengan biaya sendiri, ongkos perjalanan dan lain-lain tidak ditanggung oleh kantor. Sejak saat itulah karier ayah saya menjadi stuck karena dianggap membangkang kepada Perusahaan. Sampai sekarang karier Ayah saya hanya begitu-begitu saja, tidak pernah naik pangkat, padahal saat di Bangka dulu Ayah saya sudah menjadi kepala bagian dan anak buahnya saat di Bangka dahulu pangkatnya sekarang sudah diatas Ayah saya tetapi Alhamdulillah yang namanya rejeki tidak pernah putus hingga sekarang Saya sudah menjadi Sarjana, adik saya sedang menempuh kuliah, dan sekolah di SD dan SMP.

Saya tinggal di Jogja pertama kali mengontrak rumah di daerah Pugeran, dekat kantor Ayah saya yang di samping SMK Piri, sempat berpindah-pindah beberapa kali saya saat awal tinggal di Jogja, Jogonalan, Dongkelan, Sewon, dan akhirnya Ayah saya membeli rumah di Griya Sribitan Asri Bangunjiwo walaupun kredit tetapi akhirnya keluarga saya memiliki rumah tetap di Jogja yang merupakan kota perantauan bagi keluarga kami. Kalau tidak salah saya mulai tinggal di Sribitan saat saya kelas 1 atau 2 SD. Saat itu komplek kami masih sangat sepi karena merupakan perumahan baru, penghuninya masih sedikit dan masih banyak rumah kosong, kalau sekarang? sudah sumpek broh.
Saat kecil saya bermain saja sampai keluar komplek perumahan, baik itu masih satu Desa ataupun sudah lain Desa. Tapi sekarang anak-anak kecil bermain dikomplek perumahan saja sudah sangat banyak jarang anak-anak yang bermain sampai keluar komplek ada juga biasanya teman-teman sekolahnya karena didekat rumah saya ada sebuah SD.

Walaupun tinggal di Desa tetapi saya sekolah di Kota karena kedua orangtua saya menginginkan anak-anaknya memperoleh pendidikan terbaik. Dulu saat saya mencari Sekolah saat SD saya kesulitan karena melamar dimana-mana dianggap masih terlalu muda akhirnya saya diterima di salah satu sekolah karena dibantu oleh kenalan orangtua saya. SD Negeri di Jalan Brigjen Katamso. Waktu itu saya belajar ga belajar selalu ranking 1 coy hahaha. Saya sekolah disana hanya sampai kelas 2 dan pindah di Suatu SD Muhammadiyah di Wirobrajan karena kebetulan tetangga saya pindah dari SD tersebut dan Ibu saya berpikir untuk mengisi slot kekosongan tetangga saya tersebut dan akhirnya saya diterima di SD Muhammadiyah itu dan sampai lulus saya tidak pernah dapat ranking hahaha.

Lulus SD saya sempat mencoba masuk SMP Negeri tetapi orangtua saya ingin saya melanjutkan sekolah saya di Muhammadiyah dengan alasan untuk memperdalam ilmu agama saya. Saat itu proses untuk masuk SMP dengan tes tidak dengan NEM. Saya ikut tes di SMP Negeri 7 Jogja dan hasilnya sebenarnya sangat memuaskan, saya diterima di SMP Negeri 7 Jogja dengan hasil tes menempati peringkat 18 dari semua peserta yang diterima, tetapi saya melepaskan itu dan memilih untuk melanjutkan pendidikan saya di SMP Muhammadiyah 3 Jogja. Saat SD dan SMP saya bisa dibilang anak yang tidak nakal mungkin karena saat itu saya belum bisa bermain leluasa dengan teman-teman saya karena saat sekolah saya masih diantar jemput oleh Ayah saya tetapi saat saya kelas 2 SMP saya mulai ke sekolah menggunakan motor karena Ayah saya tidak bisa mengantar jemput lagi karena dipindah tugaskan oleh kantornya di daerah Mungkid Magelang. Mulai saat itu saya mulai sering main-main dengan teman-teman saya dan sedikit nakal tetapi masih dalam batas wajar karena saat itu saya belum diijinkan untuk sering keluar bermain malam hari. 3 tahun saya sekolah di SMP Muhammadiyah 3 Jogja saya bisa dibilang siswa yang pandai karena saya masuk kelas yang dikategorikan unggulan, kelas 1C, kelas 2A, kelas 3B. Saat Ujian Nasionalpun saya mengerjakan soal-soal sendiri tidak seperti beberapa teman saya yang mencontek, tetapi hasilnya bisa dibilang memuaskan karena rata-rata yang diperoleh hampir menunjukkan angka 9.

Lulus SMP saya masuk SMA Negeri 10 Jogja. SMA Negeri yang berada di daerah Ngupasan Jogja. Saat kelas 1 saya masih seperti yang dahulu tetapi mulai mengenal kata bolos karena kecanduan Game Online. Saat SMA nilai saya jeblok dan sempat divonis tidak naik kelas karena banyak tugas yang tidak saya kumpulkan dan seringnya saya membolos sekolah, tetapi Alhamdulillah saya naik kelas dan masuk ke kelas XI IPS 1 walaupun sedikit mengecewakan orangtua saya karena mereka menginginkan saya masuk IPA. Saat kelas 2 inilah saya mulai menjadi, makin sering bolos, bahkan beberapa kali ikut tawuran dan klitih. Ya gara-gara faktor pergaulan karena anak-anak IPS itu bisa dibilang kelas buangan yang isinya pentolan-pentolan sekolah walaupun tidak semuanya karena banyak juga anak-anak pintar yang memang menyukai IPS.

Alhamdulillah walaupun saat SMA saya nakal tetapi saya tidak pernah tinggal kelas dan menyelesaikan pendidikan SMA selama 3 Tahun dan lagi-lagi hasil UN saat itu memuaskan karena saya menempati peringkat 10 se-IPS kalau saya tidak lupa. Seorang anak nakal, sering bolosan tetapi bisa menempati peringkat 10, keren bukan? hahaha. Tetapi penyesalan selalu datang dibelakang dan saya sudah mengalaminya sendiri, apa yang saya lakukan ya saya sendiri yang akan menuai hasilnya karena selama SMA saya keteteran di masalah pelajaran ketika mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri saya tidak diterima dan akhirnya saya kuliah di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia.

Saya tertarik masuk di Fakultas Hukum karena cerita Kakak sepupu saya yang kuliah di hukum, hukum itu luas dan semua perusahaan membutuhkan bidang hukum, bisa kerja dimana saja. Awalnya saya kuliah di FH saya benar-benar bingung karena selama ini saya belum pernah mempelajari lebih dalam tentang hukum, tetapi hukum merupakan suatu hal yang penting di kehidupan kita karena hukum selalu berada di sekitar kita baik itu secara tertulis ataupun secara moral dan apakah itu hukum formal maupun huku materiil, disetiap langkah kita menjalani kehidupan selalu berkaitan dengan hukum, baik itu hukum agama maupun hukum positif karena itulah saya lebih mudah untuk mempelajari hukum karena hukum berada di sekitar kita.

Selama kuliah di FH UII saya berteman dekat dengan 5 orang, ya bisa dibilang sahabat walaupun setelah beberapa tahun kuliah persahabatan kami sedikit merenggang karena yang awal-awal kami selalu kuliah pada mata kuliah yang sama dan jam yang sama setelah mulai penjurusan kami sering pisah kuliah tetapi walaupun begitu kami selalu bertemu dan ngobrol di kantin dan beberapa teman saya mempunyai hobby yang sama yaitu ngegame. Ya, karena game itulah kami bisa lebih dekat dan mengontrol satu sama lain untuk mengingatkan kuliah dan belajar ketika akan menghadapi ujian, tetapi yang saya sedihkan ada salah satu sahabat saya yang sampai saat ini susah dihubungi dan tidak pernah kuliah, sedangkan 5 sahabatnya yang lain sudah lulus dan bahkan sudah ada yang bekerja sebagai Panwaslu di kampung halamannya di Temanggung sana. Ingat janji-janji kita selama kuliah yo kun ojo nganti korupsi, ojo ngisin-ngisini aku dadi koncomu.

Saya lulus dari FH UII tepat 1 tahun 1 bulan. Oktober 2013 adalah bulan kelulusan saya yang merupakan garis finish saya menempuh pendidikan dengan biaya orangtua. Walaupun orangtua saya menyuruh saya untuk melanjutkan menempuh S2 tetapi saya ingin bekerja dahulu dan jika saya menempuh S2 saya menggunakan biaya saya sendiri atau dengan beasiswa tanpa membebani perekonomian orangtua saya karena adik-adik saya masih lebih membutuhkan dari saya dimana masih ada adik saya yang masih SD dan saya berniat untuk bisa membantu menyekolahkan adik-adik saya kelak, Amien. Ya walaupun sampai saat ini setelah 6 Bulan lebih saya lulus saya belum bekerja dan masih mencari pekerjaan karena saya selalu gugur di tahap interview, baik itu sudah sampai interview HRD atau bahkan interview User. Walau begitu saya tidak pernah putus asa dan selalu berusaha mencapai kesuksesan karena manusia hanya bisa berencana tetapi Allah yang menentukan jalannya, saya selalu berpikir Allah pasti punya rencana yang lebih indah ketika saya mengalami suatu kegagalan. Tidak masalah seberapa sering engkau jatuh, yang terpenting adalah seberapa cepat engkau bangkit. Saya selalu semangat dan berusaha dan tidak pernah putus asa untuk menggapai cita-cita saya. Cita-cita saya sebenarnya adalah membuka lapangan pekerjaan dan Alhamdulillah saat ini saya akan merintis cita-cita itu dengan usaha Ayam Bakar dengan beberapa teman kuliah saya, semoga jika memang ini jalan-MU lapangkanlah ya Allah, Amien.




Ya mungkin itu sedikit biografi singkat saya semoga para pembaca dapat berkenan, Terimakasih sebesar-besarnya saya sampaikan kepada pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca tulisan saya. Kritik dan saran selalu saya terima dengan senang hati

Comments

Popular posts from this blog

General Banking Staff (GBS), Business Supporting Staff (BSS), Customer Service Staff (CS), dan Teller Staff (TS) Bank BTN

Supporting Staff Bank BTN (SS-ADS dan SS-BSS)

Officer Development Program (ODP) Bank BTN